-
PERHITUNGAN – CHAIRIL ANWAR
PERHITUNGAN Banyak gores belum terputus saja Satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda caya Langit bersih-cerah dan purnama raya…. Sudah itu tempatku tak tentu dimana Sekilap pandangan serupa dua klewang bergeseran Sudah itu berlepasan dengan sedikit heran Hembus kau aku tak perduli, ke Bandung, ke Sukabumi …. !? Kini aku meringkih dalam malam…
-
KESABARAN – CHAIRIL ANWAR
KESABARAN Aku tak bisa tidur Orang ngomong, anjing nggonggong Dunia jauh mengabur Kelam mendinding batu Dihantam suaru bertalu-talu Disebelahnya api dan abu Aku hendak berbicara Suarku hilang, tenaga terbang Sudah! Tidak jadi apa-apa! Ini dunia enggan disapa, ambil perduli Keras membeku air kali Dan hidup bukan hidup lagi Kuulangi yang dulu kembali Sambil bertutup…
-
PENERIMAAN – CHAIRIL ANWAR
PENERIMAAN Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hatu Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau kuterima kau kembali Untukku sendiri tapi Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
-
KUPU MALAM DAN BINIKU – CHAIRIL ANWAR
KUPU MALAM DAN BINIKU Sambil berselisih lalu Mengebu debu. Kupercepat langkah. Tak noleh ke belakang Ngeri ini luka-terbuka sekali lagi terpandang Barah terngaga Melayang ingatan ke biniku Lautan yang belum terduga Biar lebih kami tujuh tahun bersatu Barangkali tak setahuku Ia menipuku.
-
LAGU BIASA – CAHIRIL ANWAR
LAGU BIASA Di teras rumah makan kami kini berhadapan Baru berkenalan. Cuma berpandangan Sungguhpun samudera jiwa sudam selam berselam Masih saja berpandangan Dalam lakon pertama Orkes meningkah dengan “Carmen” pula. Ia mengerling. Ia ketawa Dan rumput kering terus menyala Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi Darahku terhenti berlari Ketika orkes memulai “Ave Maria” Kuseret ia kesana….
-
TAMAN – CAHIRIL ANWAR
TAMAN Taman punya kita berdua Tak lebar luas, kecil saja Satu tak kehilangan lain dalamnya. Bagi kau dan aku cukuplah Taman kembangnya tak berpuluh warna Padang rumputnya tak berbanding permadani Halus lebut dipijak kaki. Bagi kita bukan halangan. Karena Dalam taman punya berdua Kau kembang, aku kumbang Aku kumbang, kau kembang. Kecil, penuh surya…
-
HUKUM – CAHIRIL ANWAR
HUKUM Saban sore ia lalu depan rumahku Dalam baju tebal abu-abu Seorang jernih memikul. Banyak menangkis pukul. Bungkuk jalannya – Lesu Pucat mukanya – Lesu Orang menyebut satu nama jaya Mengingat kerjanya dan jasa Melecut supaya terus ini padanya Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga Pelik di angkasa : Perwira muda Pagi ini…
-
SEMANGAT* – CHAIRIL ANWAR
SEMANGAT* Kalau sampai waktuku Kutahu tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu! Aku ini binatang jalan Dari kumpulan terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang-menerjang Luka dan bisa kubawa lari Berlari Hingga hilang pedih dan peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi.
-
AKU* – CHAIRIL ANWAR
AKU* Kalau sampai waktuku ‘ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Lua dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi
-
SUARA MALAM – CHAIRIL ANWAR
SUARA MALAM Dunia badai dengan topan Manusia mengingatkan “Kebakaran di Hutan” Jadi ke mana? Untuk damai dan reda? Mati. Barang kali ini diam kaku saja Dengan ketengan selama bersatu Mengatasi suka dan duka Kekebalan terhadap debu dan nafsu. Berbaring tak sedar Seperti kapal pecah di dasar lautan Jemu dipukul ombak besar. Atau ini. Peleburan dalam…